18 research outputs found

    Identifying Emotions in Social Media: Comparison of Word-emotion lexica

    Get PDF
    In recent years, emotions expressed in social media messages have become a vivid research topic due to their influence on the spread of misinformation and online radicalization over online social networks. Thus, it is important to correctly identify emotions in order to make inferences from social media messages. In this paper, we report on the performance of three publicly available word-emotion lexicons (NRC, DepecheMood, EmoSenticNet) over a set of Facebook and Twitter messages. To this end, we designed and implemented an algorithm that applies natural language processing (NLP) techniques along with a number of heuristics that reflect the way humans naturally assess emotions in written texts. In order to evaluate the appropriateness of the obtained emotion scores, we conducted a questionnaire-based survey with human raters. Our results show that there are noticeable differences between the performance of the lexicons as well as with respect to emotion scores the human raters provided in our surve

    Status Persentase Tutupan Karang Scleractinia Di Pulau Bunaken (Taman Nasional Bunaken) Dan Di Pantai Malalayang, Pesisir Kota Manado

    Get PDF
    Karang scleractinia atau karang batu merupakan karang pembentuk terumbu. Sehingga penentuan status kondisi karang batu menjadi bagian penting dan sangat menentukan peran ekologis dan ekonomis ekosistim terumbu karang. Salah satu parameter untuk mengetahui kondisi karang batu yaitu persentase tutupan di alam. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan tehnik pengambilan data dengan menggunakan LIT (Line InterceptTransect) yang selanjutnya dianalisis dengan Persentase Tutupan Karang setelah data diolah dengan ‘benthic life form\u27. Parameter lingkungan berupa salinitas dan suhu air serta kecerahan juga diukur.Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase tutupan di perairan pantai Malalayang Kota Manado dalam status kategori ‘poor\u27 (Buruk) khususnya di kedalaman 3 dan 5 meter yaitu pada kisaran antara 0-24,9 %, sekalipun pada kedalaman 10 meter hanya kategori ‘good\u27 (Baik), pada kisaran antara 50 – 69,9 %.. Sedangkan di stasiun penelitian Pulau Bunaken baik di bagian selatan yaitu Stasiun Fukui dan bagian utara pulau yaitu Stasiun Pangalisang hasilnya sebagian besar ‘excellent\u27 (sangat baik) yaitu dalam kisaran > 70 % persentase tutupan karang batunya. Dengan demikian diketahui bahwa karang yang berada di kawasan yang dilindungi atau konservasi masih relatif lebih baik kondisinya daripada karang yang berada di kawasan terbuka untuk umum sehingga tekanan kegiatanantropogenik intensitasnya relatif tinggi

    Utilization of life feed Alona sp., Boiled Egg Yolk and Commercial Feed Toward Survival Rate of Betta Fish Larvae

    Get PDF
    The purpose of this study was to find out the survival rates of betta fish larvae (cupang) that were given life feed Alona sp., boiled egg yolk and commercial feed for 21 days. Data analysis was performed by one-way ANOVA, and continued with BNJ (Tukey) test. The result of the survival rate is as follow treatment with life feed Alona sp. 56%, treatment with boiled egg yolk 26%, and treatment with commercial feed 0%. The results of statistical tests show there are significant differences.  Significant value p <.0002 (<.05). Water quality parameter measured during the study was temperature of 26 ºC.Keywords: betta fish larvae, life feed, Alona sp., survival rateABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan laju kelangsungan hidup larva ikan betta (cupang) yang dibeerikan pakan alami Alona sp., rebusan kuning telur dan pakan komersil selama 21 hari.  Analisis data dilakukan dengan ANOVA one way, dan dilanjutkan dengan uji BNJ (Tukey).  Hasil laju kelangsungan hidup adalah sebagai berikut, perlakuan dengan pakan alami Alona sp. 56%, perlakuan dengan rebusan kuning telur 26%, dan perlakuan dengan pakan komersil 0%.  Hasil uji statistik menunjukan adanya perbedaan yang nyata.  Nilai signifikan p <.0002 (<.05).  Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian adalah suhu 26ºC.Keywords: larva ikan betta, pakan alami, Alona sp., kelangsungan hidu

    Acanthuridae in Bitunuris Waters Talaud Islands

    Get PDF
     This study aims to determine the species of fish from the Acanthuridae family in Bitunuris Village, Salibabu Island, Talaud Islands Regency. Fish samples were caught using monofilament gill nets with a mesh size of 1.5 inches, net length of 15 m, and net height of 2 m. Sampling was carried out in April and May 2021. A total of 63 individuals were caught consisting of nine species. Acanthurus nigrofuscus 40 individuals, 10.0-17.0 cm in length and 18-77 g in weight. Acanthurus lineatus three individuals, 9.4-17.7 cm in length and 17-96 g in weight. Acanthurus triostegus is seven individuals, 9.3-12.4 cm in length, and weighs 21-55 g. Acanthurus nigricans two individuals each measuring 13.9-13.9 cm in length and weighing 67-70 g each. One individual Ctenochaetus cyanocheilus, a total length of 10.3 cm, and weight of 29 g. Naso lituratus four individuals, length 15.1-17.7 cm and weight ranging from 68-115 g. Naso brevirostris one individual measuring 23.0 cm in length and weighing 186 g. One individual Naso brachycentron, 24.5 cm in length and 172 g in weight. Zebrasoma scopas four individuals, 12.1-15.8 cm in length and weighing 54-105 g.Keywords: Species, gill nets.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies ikan Famili Acanthuridae di Desa Bitunuris Pulau Salibabu Kabupaten Kepulauan Talaud. Sampel ikan ditangkap menggunakan jaring insang monofilamen dengan ukuran mata jaring 1,5 inci, panjang jaring 15 m, tinggi jaring 2 m. Pengambilan sampel dilakukan pada April dan  Mei 2021. Sebanyak 63 individu yang tertangkap terdiri atas sembilan spesies.  Acanthurus nigrofuscus 40 individu, panjang berkisaran 10,0-17,0 cm dan berat 18-77 g.  Acanthurus lineatus tiga individu, panjang berkisaran 9,4-17,7 cm berat berkisaran 17-96 g.  Acanthurus triostegus  tuju individu, panjang 9,3-12,4 cm dan berat berkisaran antara 21-55 g.  Acanthurus nigricans dua individu masing-masing ukuran panjang 13,9-13,9 cm berat masing-masing ukuran 67-70 g.  Ctenochaetus cyanocheilus satu individu, panjang total 10,3 cm dan  berat 29 g.  Naso lituratus empat individu, ukuran panjang 15,1-17,7 cm berat berkisaran 68-115 g.  Naso brevirostris satu individu ukuran panjang 23,0 cm memiliki berat 186 g.  Naso brachycentron satu individu,  panjang 24,5 cm dan berat 172 g.  Zebrasoma scopas empat individu,  panjang 12,1-15,8 cm dan  berat 54-105 g.Kata Kunci: Spesies, jaring insang

    Composition and Condition Of Coral Reefs In Dudepo Cape, South Bolaang Mongondow Regency, North Sulawesi

    Get PDF
    This study aims to determine the composition and condition of coral reefs in Dudepo Cape, South Bolaang Mongondow Regency. The method used is Line Intercept Transect (LIT). Data were collected by SCUBA diving at 3 meters and 10 meters depths. In 3 meters depth was found biotic components such as Acropora and non-Acropora with 6 growth forms, and five other biotic components, while abiotic components were only found in coral rubbles (R). In 10 meter depth was found biotic components live coral with 7 growth forms, and five other biotic components, while the abiotic components as sand and coral rubbles. In two depths, the coral reef component dominant were Acropora digitate (ACD) and Acropora branching (ACB). The condition of coral reefs at 3-meter depth and 10 meters were  “Fairâ€Â  with the percent cover of live corals being 35.59% and 37.30%.Keywords: Coral; Coral Reef; ConditionAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan kondisi terumbu karang di Tanjung Dudepo Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Line Intercept Transect (LIT). Pengambilan data dilakukan dengan penyelaman SCUBA pada kedalaman 3 meter dan 10 meter. Pada kedalaman 3 meter ditemukan komponen biotik berupa karang hidup acropora dan non-acropora dengan 6 bentuk pertumbuhan, dan 5 komponen biotik lainnya, sedangkan komponen abiotik hanya ditemukan berupa pecahan karang. Pada kedalaman 10 meter ditemukan komponen biotik berupa karang hidup dengan 7 bentuk pertumbuhan, dan 5 komponen biotik lainnya, sedangkan komponen abiotik berupa pasir dan pecahan karang. Pada dua kedalaman, bentuk pertumbuhan yang mendominasi yaitu acropora digitate dan acropora branching. Kondisi terumbu karang pada lokasi penelitian khususnya pada kedalaman 3 meter dan 10 meter yaitu berada pada kategori cukup dengan persentase tutupan sebesar 35,59% dan 37,30%. Kata kunci: Karang; Terumbu Karang; Kondisi

    Community Structure And Attraction Of Reef Fish Associated With Artificial Reef In The Tahuna Bay

    Get PDF
     Community structure and interest of coral fish associated with artificial reefs in The Bay of Tahuna Sangihe Islands Regency is carried out in relation to increased coral fish production in Tahuna Bay. In addition to sandy waters and seagrass so that environmental engineering is pursued with artificial reefs. Artificial reefs are deployed in 5 locations with a depth of about 8 and underwater observations are carried out in data retrieval using the Underwater Visual Census (UVC) method. The data is processed to get a profile of the community structure of coral fish that can be associated with artificial reefs. The composition of coral fish species consists of target fish 9 families; 14 species, major fish 6 families; 7 species and fish indicator 1 family; 1 species. Indicator fish are generally eaters of the ends of young branch corals, branch corals have not grown in artificial reef structures. The diversity index (H') of the moderate category (+2.5) with a high, stable community, evenness (E) level or classified as a relatively high, uniformity (S) high. A low dominance index (C) indicates no species dominates. Mann-Whitney analysis about the level of fish interest to artificial reefs structure both in morning and evening showed no significant difference, while the highest acquisition of Important Values Indices of coral fish in the morning and evening, is Dascyllus trimaculatus by + 73,15. Generally, artificial reef indicates that the coral fish community was maximum developed yet, it was suspected that the coral fish community is still in the stage of adjustment or adaptation to the new environmental structure.Keywords: Community Structure; Artificial Reef; Associate Fishes; gulf TahunaAbstrakStruktur komunitas dan ketertarikan ikan karang yang  berasosiasi dengan terumbu buatan di Teluk Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe dilakukan dalam kaitan dengan peningkatan produksi ikan karang di Teluk Tahuna. Selain karena perairan berpasir dan lamun sehingga diupayakan suatu rekayasa lingkungan dengan penempatan terumbu buatan. Terumbu buatan diletakkan (deploy) di 5 lokasi dengan kedalaman sekitar 8 dan dilakukan pengamatan bawah air dan pengambilan data menggunakan metode Underwater Visual Census (UVC). Data diolah  untuk mendapatkan profil struktur komunitas ikan-ikan karang yang dapat berasosiasi dengan terumbu buatan. Komposisi jenis ikan karang terdiri dari ikan target 9 family; 14 spesies, ikan mayor 6 family; 7 spesies dan ikan indikator 1 family; 1 spesies. Ikan indikator yang umumnya pemakan ujung karang cabang muda, karang cabang belum bertumbuh di struktur terumbu buatan. Indeks keanekaragaman (H’) kategori sedang (+ 2,5) dengan kemerataan (E) tergolong tinggi, komunitas stabil, keseragaman (S) tinggi. Indeks dominansi (C) rendah mengindikasikan tidak ada spesies mendominasi. Hasil Analisis Mann-Whitney terhadap tingkat ketertarikan ikan terhadap terumbu buatan baik pagi dan sore hari menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata artinya terumbu buatan mampu menarik ikan karang untuk berlindung dan mencari makan, sedangkan perolehan tertinggi Index Nilai Penting ikan karang saat pagi dan sore hari yaitu Dascyllus trimaculatus sebesar 72.04% dan 74.27% Secara umum menunjukkan terumbu buatan belum berkembang maksimal, di duga komunitas Ikan karang masih dalam tahap penyesuaian atau adaptasi dengan struktur terumbu buatan di lingkungan yang baru.Kata kunci: struktur komunitas; terumbu buatan; ikan asosiasi; teluk tahun

    Length-Weight Relationship and Gonad Maturity of Marble sleeper Oxyeleotris marmorata (Bleeker, 1852) in Tondano Lake North Sulawesi

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine the length-weight relationship and gonad maturity of Betutu fish (Oxyeleotris marmorata) in Lake Tondano. Fish samples were caught using gill nets and lift nets in Lake Tondano. Total catches of 240 individuals. The legth-weight relation of male fish is W = 0.0094 L3.14 positive allometric growth pattern. Female female fish obtained W = 0.0104 L3.11 positive allometric growth patterns. The condition factor for male fish is 1.46 male and 1.47 female respectively. All levels of gonad maturity (I, II, III, IV and V) were found in each sample both in August and September. The size of the first mature male male fish is 219 ± 3 mm (range in size 216-222 mm) and female fish 171 ± 3 (range in size 169-174 mm).Keywords: Length-Weight, gonad maturity, Tondano Lake ABSTRAKTujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan panjang-berat dan kematangan gonad ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) yang ada di danau Tondano. Sampel ikan  ditangkap menggunakan jaring insang dan jaring angkat di danau Tondano. Total hasil tangkapan  240 individu. Hubungan panjang-berat ikan betutu jantan yaitu W = 0,0094L3,1394 pola pertumbuhan allometrik positif. Ikan betutu betina didapatkan W = 0,0104L3,1137 pola pertumbuhan allometrik positif. Faktor kondisi ikan betutu jantan masing-masing sebesar  1,46 ikan jantan dan  1,47 ikan betina. Seluruh tingkat  kematangan gonad (I, II, III, IV dan V) ditemukan pada setiap sampel baik pada bulan agustus maupun bulan September.  Ukuran pertama kali matang ikan betutu jantan yaitu   219 ±3 mm (kisaran ukuran 216-222 mm) dan ikan betina  171±3  (kisaran ukuran 169-174 mm)Kata Kunci: Panjang-berat, kematangan gonad, Danau Tondan

    Utilization of Life Feed Alona SP., Boiled Egg Yolk and Commercial Feed Toward Survival Rate of Betta Fish Larvae

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan laju kelangsungan hidup larva ikan betta (cupang) yang dibeerikan pakan alami Alona sp., rebusan kuning telur dan pakan komersil selama 21 hari. Analisis data dilakukan dengan ANOVA one way, dan dilanjutkan dengan uji BNJ (Tukey). Hasil laju kelangsungan hidup adalah sebagai berikut, perlakuan dengan pakan alami Alona sp. 56%, perlakuan dengan rebusan kuning telur 26%, dan perlakuan dengan pakan komersil 0%. Hasil uji statistik menunjukan adanya perbedaan yang nyata. Nilai signifikan p <.0002 (<.05). Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian adalah suhu 26ºC

    Length-Weight Relationship and Reproduction of Spotcheek emperor Lethrinus rubrioperculatus Sato, 1978 at Napo Nain Likupang North Sulawesi

    Get PDF
    Spotcheek emperor&nbsp; L. rubrioperculatus lives in association with coral reefs, at a depth of 10-168 m. This species lives on sandy bottoms and along the outer reef slopes. The lemur fish L.rubriopercelatus is a protogynous hermaphrodite fish, there is a sex change from the female phase to the male phase. Research related to sea urchins in Likupang waters has never been carried out, even in general it is very limited in Indonesia. This study aims to analyze the length-weight relationship and reproductive aspects of spotcheek emperor&nbsp; at Napo Nain Likupang waters. &nbsp;Length-weight relationships are growth patterns and condition factors. Reproductive aspects are the level of gonadal maturity, gonadal maturity index, and fecundity. Fish samples were caught using two types of hand lines, hook number 10 with monofilament line number 90 and hook number 12 with monofilament line number 100. Sampling was carried out three times in May, June, and July 2022. The total samples were 80 individuals. consisting of 44 male individuals with a fork length range of 14.7-22.7 cm, 42 female individuals with a fork length range of 13.0-24.0 cm, and 2 individuals of transitional elephant fish, respectively 19.5 and 20.0 cm. Male length-weight relationship W= 0.2332L2.1642 (R2=0.7881) negative allometric growth pattern. Females W = 0.0868L2.505 (R2=0.9575) negative allometric growth pattern. The condition factor for male fish is 1.03 ± 0.22 and 0.99 ± 0.12 for females. The gonadal maturity was found in May for both males and females. Gonad Maturity Index for males ranged from 0.03-0.18 and for females 0.02-1.49. Fecundity ranged from 21.035-3.9497 with an average of 31.530 ± 5.929. The relationship between fecundity and length F=3152L0.7721 (R2=0.24340) Keywords: Growth pattern, Allometric, &nbsp;Gonad, Fecundity. Abstrak Ikan lencam L. rubrioperculatus hidup berasosiasi dengan terumbu karang, pada kedalaman 10-168 m. Spesies ini hidup di dasar berpasir dan di sepanjang lereng terumbu bagian luar. Ikan lencam L.rubriopercelatus adalah ikan hermaprodit protogini, terjadi perubahan kelamin dari fase betina ke fase jantan. Penelitian berkaitan ikan lencam&nbsp; di perairan Likupang belum pernah dilakukan, bahkan secara umum&nbsp; di Indonesia sangat terbatas.&nbsp; Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan panjang-berat&nbsp; dan aspek reproduksi. Hubungan Panjang- berat meliputi pola pertumbuhan dan faktor kondisi di parairan Napo Nain Perairan Likupang. Aspek&nbsp; reproduksi meliputi tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad dan fekunditas. Sampel ikan ditangkap dengan menggunakan dua jenis pancing ulur (hand line) mata pancing nomor 10 dengan tali monofilament nomor 90 dan mata pancing nomor 12 dengan tali monofilament nomor 100. Sampling dilakukan tiga kali pada bulan Mei, Juni dan Juli 2022. Jumlah sampel&nbsp; 80 individu terdiri atas terdiri dari 44 individu jantan dengan kisaran panjang garpu 14,7-22,7 cm, 42 individu betina dengan kisaran panjang garpu 13,0-24,0 cm,&nbsp; 2 individu ikan lencam transisi kelamin masing 19,5 dan 20,0 cm. Hubungan panjang-berat&nbsp;&nbsp; jantan W= 0,2332L2,1642 (R2=0,7881)pola pertumbuhan alometrik negatif. Betina&nbsp; W = 0,0868L2,505 (R2=0,9575) pola pertumbuhan alometrik negatif. Faktor kondisi&nbsp;&nbsp; jantan bernilai 1,03 ± 0,22&nbsp; dan 0,99 ± 0,12 ikan&nbsp; betina. Tingkat kematangan gonad ikan yang siap memijah (TKG IV) ditemukan pad bulan Mei baik jantan maupun betina. Indeks Kematangan Gonad jantan berkisar antara 0,03-0,18 dan betina 0,02-1,49. &nbsp;Fekunditas&nbsp; berkisar antara 21.035-3.9497 dengan rata-rata 31.530 ± 5.929.&nbsp; Hubungan fekunditas dengan panjang F=3152L0,7721 (R2=0,24340) Kata kunci : Pola pertumbuhan, Allometrik,&nbsp; Gonad, Fekundita

    Annelid phylogeny and the status of Sipuncula and Echiura

    Get PDF
    BACKGROUND: Annelida comprises an ancient and ecologically important animal phylum with over 16,500 described species and members are the dominant macrofauna of the deep sea. Traditionally, two major groups are distinguished: Clitellata (including earthworms, leeches) and "Polychaeta" (mostly marine worms). Recent analyses of molecular data suggest that Annelida may include other taxa once considered separate phyla (i.e., Echiura, and Sipuncula) and that Clitellata are derived annelids, thus rendering "Polychaeta" paraphyletic; however, this contradicts classification schemes of annelids developed from recent analyses of morphological characters. Given that deep-level evolutionary relationships of Annelida are poorly understood, we have analyzed comprehensive datasets based on nuclear and mitochondrial genes, and have applied rigorous testing of alternative hypotheses so that we can move towards the robust reconstruction of annelid history needed to interpret animal body plan evolution. RESULTS: Sipuncula, Echiura, Siboglinidae, and Clitellata are all nested within polychaete annelids according to phylogenetic analyses of three nuclear genes (18S rRNA, 28S rRNA, EF1α; 4552 nucleotide positions analyzed) for 81 taxa, and 11 nuclear and mitochondrial genes for 10 taxa (additional: 12S rRNA, 16S rRNA, ATP8, COX1-3, CYTB, NAD6; 11,454 nucleotide positions analyzed). For the first time, these findings are substantiated using approximately unbiased tests and non-scaled bootstrap probability tests that compare alternative hypotheses. For echiurans, the polychaete group Capitellidae is corroborated as the sister taxon; while the exact placement of Sipuncula within Annelida is still uncertain, our analyses suggest an affiliation with terebellimorphs. Siboglinids are in a clade with other sabellimorphs, and clitellates fall within a polychaete clade with aeolosomatids as their possible sister group. None of our analyses support the major polychaete clades reflected in the current classification scheme of annelids, and hypothesis testing significantly rejects monophyly of Scolecida, Palpata, Canalipalpata, and Aciculata. CONCLUSION: Using multiple genes and explicit hypothesis testing, we show that Echiura, Siboglinidae, and Clitellata are derived annelids with polychaete sister taxa, and that Sipuncula should be included within annelids. The traditional composition of Annelida greatly underestimates the morphological diversity of this group, and inclusion of Sipuncula and Echiura implies that patterns of segmentation within annelids have been evolutionarily labile. Relationships within Annelida based on our analyses of multiple genes challenge the current classification scheme, and some alternative hypotheses are provided
    corecore